Tidak seorang rasul pun yang diutus oleh Allah Taala melainkan pasti dikuatkan dengan tanda-tanda berupa peristiwa alamiah serta mukjizat yang menyalahi keadaan yang biasa dialami oleh umat manusia, yang keluar dari batas kepandaian mereka. Maksudnya ialah agar dengan menunjukkan hal-hal itu dia dapat menjadi bukti bahwa orang yang mengaku menerima risalah benar-benar dipercaya sebagai utusan Tuhan, di samping berbagai berita gembira dan peringatan yang disampaikan.
Oleh sebab itu, maka tidak terbakarnya Nabi Ibrahim a.s. di dalam api yang menyala-nyala, keluarnya unta dari batu besar di hadapan Nabi Saleh a.s., tongkat Nabi Musa a.s. yang dapat berubah menjadi ular atau dapat membelah lautan sewaktu dipukulkan, juga hal-hal yang sangat aneh dan ajaib yang dapat diperlihatkan oleh Nabi Isa a.s., semua itu termasuk dalam kategori mukjizat yang mutlak perlu dipertontonkan sebagaimana diuraikan di atas.
Mukjizat seperti itu, merupakan peristiwa-peristiwa yang mudah dapat ditangkap oleh panca indra. Memang sengaja dibuat sedemikian oleh Allah Taala, sebab di saat itu akal pikiran manusia masih dalam taraf yang belum dapat sampai kepada tingkat kecerdasan atau kecendekiawanan. Selain itu, di saat nabi-nabi tersebut yang merupakan keajaiban itu masih sangat diagung-agungkan, dianggap bermutu tinggi dan bernilai luhur sekali. Karena keluarbiasaan serta kepelikan itu sampai mencapai suatu tingkat bahwa setiap manusia yang memilikinya atau dapat melaksanakannya, pasti akan dipatuhi dan orang-orang lain akan tunduk padanya.
Selanjutnya setelah kemajuan dan akal pikiran manusia berkembang, sudah memasuki tingkat kecerdasan yang tinggi bahkan kehidupan secara dahulu telah ditinggalkan dan berganti menjadi kehidupan yang penuh diliputi oleh pemikiran dan penggunaan akal pikiran yang dalam perjalanannya sudah menampakkan pertumbuhan yang cepat sekali, maka keajaiban-keajaiban yang dahulunya pernah menempati kedudukan yang tinggi tidak lagi menjadi senjata yang ampuh.
Ringkasnya hanya dengan menunjukkan keajaiban-keajaiban saja belum cukup untuk menunjukkan kebenaran risalah dari Allah Taala. Sudah tentu Allah Taala tidak akan memberikan patokan bagaimana melindungi manusia dari masih kecil dan bayi, tetapi juga tidak dibiarkan manusia berjalan liar setelah ia dapat menempuh jalannya yang berliku-liku dalam memberikan pandangan secara rasional. Jadi kemerdekaan berpikir tetap ada, tetapi tidak dibiarkan terlepas dari kendali. Oleh sebab itu, setelah alam pemikiran sudah kuat, Allah Taala juga memberikan bukti-bukti atau dalil-dalil dalam hal risalah itu dengan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan akal pikiran manusia itu sendiri sampai ke tingkat yang tertinggi. Oleh karenanya, maka diutuslah Nabi Muhammad saw. dengan dibekali mukjizat ilmiah, argument secara akal, selain juga merupakan suatu keajaiban yang luar biasa.
Mukjizat terpenting yang dimaksudkan ialah kitab suci Alquran yang dapat kita saksikan sampai saat ini dan sampai kapan pun nanti. Sebagai bukti bahwa Alquran benar-benar sebagai mukjizat adalah tantangan yang dikemukakan sendiri oleh Allah Taala dalam firman-Nya yang berbunyi, “Katakanlah! ‘Andai kata seluruh manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Alquran ini, pasti mereka semua tidak dapat membuat yang serupa dengan dia, walaupun mereka saling tolong-menolong.” (Q.S. Al-Isra:88)
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, “Tidak seorang nabi pun dari nabi-nabi itu melainkan pasti diberi yang sepadan dengan tuntutan orang yang beriman atasnya. Hanya saja yang diberikan padaku ini adalah wahyu yang diwahyukan oleh Allah padaku. Maka dari itu aku mengharap, kiranya aku mempunyai pengikut yang terbanyak pada hari kiamat nanti.” Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Alquran bukanlah ciptaan atau karangan seseorang. Ia adalah wahyu Allah yang diturunkan dengan lengkap dan sesempurna. Allah Taala berfirman, “Tidak seorang pun dapat berkata-kata dengan Allah melainkan dengan wahyu atau di balik tabir atau melalui perantaraan utusan lalu dengan izin-Nya diwahyukan apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi dan Bijaksana.” (Q.S. Asy-Syura:51)
Recent Posts
::Iqrak::
P.Z.R
Friday, August 13, 2010
MUKJIZAT NABI MUHAMMAD S.A.W
Hanya Sampingan..^_^
:::Andai Bertemu dan Berpisah Kerana Allah:::
Ulama Pewaris Nabi

0 comments:
Post a Comment