Salam perjuangan

Salam perjuangan

^^

Photobucket

Recent Posts

P.Z.R

smile

Bendera Rasululullah SAW

smile

Beberapa helai rambut Rasulullah SAW

smile

Sandal-sandal (terumpah) peninggalan Rasulullah SAW tercinta

smile

Sandal-sandal (terumpah) peninggalan Rasulullah SAW tercinta

smile

;"> Sandal-sandal (terumpah) peninggalan Rasulullah SAW tercinta

smile

Cap surat Nabi SAW

smile

Kotak milik putri tercinta Nabi SAW, Sayyidah Fatimah Az-Zahra R.A.

smile

Busur Panah Nabi SAW

smile

Mangkuk tempat minum Rasulullah SAW

smile

Peninggalan gigi dan rambut Nabi..

smile

Jejak Kaki Rasulullah SAW

smile

Jubah Nabi Muhammad, Rasulullah SAW

smile

Surat Nabi SAW kepada Raja Nijashi, Raja Habsyah

smile

Surat Nabi SAW kepada rakyat Oman, Arab Selatan

smile

Surat Nabi SAW kepada Kaisar Romawi abad ke- 7

smile

Surat Rasulullah SAW pada Raja Heraclius

smile

Surat Nabi SAW kepada Raja Muqauqas, Mesir

smile

Makan Siti Aminah, Ibunda Rasululllah SAW

smile

Berbagai pedang yang pernah dimiliki Nabi dengan nama-namanya

smile

. Berbagai pedang yang pernah dimiliki Nabi dengan nama-namanya ...

smile

. Berbagai pedang yang pernah dimiliki Nabi dengan nama-namanya ...

smile

Gagang Pedang “Hatf” Nabi SAW tampak lebih jelas

smile

Kunci Ka’bah Masa Nabi Muhammad SAW

smile

Berbagai pedang yang pernah dimiliki Nabi

smile

PINTU EMAS MAKAM NABI MUHAMMAD SAW

smile

Keranda dan makam Nabi panutan alam, Nabi Muhammad SAW

smile

Beberapa helai rambut Rasulullah SAW

smile

Wadah Kotak Gigi Rasulullah SAW

smile

Butiran pasir yang diambil dari makam Nabi Muhammad SAW

smile

Jejak Kaki Rasulullah SAW

smile

Bagian dari baju gamis Nabi SAW yang sudah sobek

smile

Baju gamis Nabi SAW yang lusuh dan robek-robek

smile

.

Topi Besi Rasulullah SAW

smile

the_clothers__staff_of_prophet_muhammad.jpg



Friday, January 14, 2011

Bertanayalah sebelum anda di tanya



Dalam pertemuan kita bulan ini, saya ingin memulakannya dengan berkongsi tiga ayat al-Qur’an dari surah al-Baqarah. Ia seperti berikut:

Ayat Pertama:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi.” Mereka bertanya: “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah padahal kami sentiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” [al-Baqarah 2:30]

Ayat Kedua:
Dan (ingatlah) ketika Nabi Ibrahim berkata: “Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang mati?” Allah berfirman: “Adakah engkau belum percaya (kepada kekuasaanku)?” Nabi Ibrahim menjawab: “Bahkan (aku percaya dan yakin), akan tetapi (aku memohon yang demikian ialah) supaya tenteram hatiku (yang amat ingin menyaksikannya).”



Allah berfirman: “(Jika demikian) ambillah empat ekor burung, kemudian kumpulkanlah olehmu (dan cincanglah semuanya). Setelah itu letakkanlah di atas tiap-tiap sebuah bukit sebahagian daripadanya. Kemudian serulah burung-burung itu nescaya semuanya akan datang kepadamu dengan segera dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Kuasa, lagi Maha Bijaksana.” [al-Baqarah 2:260]

Ayat Ketiga:
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): “Sesungguhnya Aku (Allah) sentiasa hampir (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka hendaklah mereka menyahut seruan-Ku (dengan mematuhi perintahKu) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku supaya mereka menjadi baik serta betul.” [al-Baqarah 2:186]

Ayat pertama berkenaan awal penciptaan manusia, ayat kedua berkenaan Nabi Ibrahim, ayat ketiga berkenaan umat Muhammad. Di antara ketiga-tiga ayat di atas, dapatkah para pembaca sekalian menangkap satu kesamaan?

Kesamaannya ialah, ia berbentuk pertanyaan atau soalan. Dalam ayat pertama para malaikat bertanya: “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu……” Dalam ayat kedua Nabi Ibrahim bertanya: “Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan makhluk-makhluk yang mati?” Dalam ayat ketiga para sahabat Rasulullah bertanya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu mengenai Aku……

Di antara ketiga-tiga pertanyaan ini, dapatkah para pembaca sekalian menangkap satu kesamaan? Kesamaannya ialah mereka bertanya bukan kepada sebarangan orang, tetapi bertanya kepada Allah Tuhan sekalian alam.

Pengajaran penting yang ingin saya sampaikan dari ketiga-tiga ayat di atas ialah berani untuk bertanya. Dalam ketiga-tiga ayat di atas, pertanyaan ditujukan kepada Allah, Tuhan yang Agung lagi Berkuasa. Sengaja Allah merakam pertanyaan-pertanyaan ini dalam al-Qur’an bagi menunjukkan keberanian para malaikat, Nabi dan para sahabat Rasulullah bertanya. Bertanya bukan untuk meremehkan, bertanya bukan untuk berdebat, akan tetapi bertanya untuk mengetahui dan memahami.

Berani Bertanya.

Ini menjadi topik saya pada bulan ini kerana pada pengamatan saya, sebahagian umat Islam takut atau segan-segan untuk bertanya. Mereka bukan takut kepada Allah, bukan takut kepada malaikat, para Rasul atau Nabi tetapi takut kepada manusia-manusia biasa yang memegang sehelai dua kelulusan kertas yang memberikan gelaran ustaz dan ustazah di sisi nama mereka. Ketakutan ini menyebabkan mereka mengangguk kepala kepada apa sahaja yang disampaikan oleh para agamawan tanpa berani untuk bertanya.

Bertanya yang saya maksudkan bukanlah untuk menunjukkan kehebatan diri atau meremeh dan berdebat dengan para agamawan. Ini dilarang oleh Rasulullah: “Jangan mempelajari ilmu untuk berbangga-bangga di hadapan para ulama’, atau untuk berdebat dengan orang-orang bodoh, atau untuk memilih majlis yang terbaik (demi mendapat pujian orang). Sesiapa melakukan hal itu maka nerakalah tempatnya.” [Shahih Ibn Hibban, no: 77].

Namun yang saya maksudkan ialah bertanya untuk mengetahui dalil dan hujah, agar apa yang dianggukkan itu benar-benar memiliki dasar dalam agama. Juga bertanya tentang sumber seperti nama tokoh dan kitab rujukan agar dapat disemak kembali demi memperoleh keyakinan yang lebih jitu. Tidak ketinggalan, bertanya untuk memahami atau membetulkan apa-apa salah faham. Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang terpuji yang patut dijadikan kebiasaan dan keberanian oleh semua umat Islam.

Berani untuk bertanya amatlah penting kerana pada masa kini terdapat segelintir agamawan yang menyampaikan hukum, ajaran dan petua agama tanpa berdasarkan dalil yang sahih. Atau mereka dengan mudah mengatakan “Ini adalah pendapat dalam Mazhab asy-Syafi’e” tanpa pendapat itu benar-benar berasal dari mana-mana tokoh asy-Syafi’eyyah. Bahkan ada yang menjadikan dalil akal di atas dalil wahyu, sunnah masyarakat di atas sunnah Rasulullah.

Para pembaca sekalian hendaklah berani bertanya sebelum anda sendiri kelak ditanya oleh Allah sebagaimana firman-Nya: “Dan janganlah engkau mengikut apa yang engkau tidak mempunyai pengetahuan mengenainya; sesungguhnya pendengaran dan penglihatan serta hati, semua anggota-anggota itu tetap akan ditanya tentang apa yang dilakukannya.” [al-Isra’ 17:36]

0 comments:

Hanya Sampingan..^_^

:::Andai Bertemu dan Berpisah Kerana Allah:::

Ulama Pewaris Nabi

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More